Dua minggu sejak penutupan ASIAN GAMES 2018 dan ternyata masih belum rela untuk berakhir. Melewati kawasan GBK malam tadi, dan menengok di satu jalur pintu masuk 6, Gelap.
Throwback, perbincangan dengan my dearest friend sepulang menonton pertandingan badminton
Kiky : Aku senang adanya event kaya gini, berasa ga sih vibes nya berbeda?
Me : Iya ciks, ini kaya kita nonton konser, semua berkumpul disatu tempat yang sama tapi vibes yang dirasakan berbeda aja, berasa individualis. Gak nyangka event olahraga membawa aura positif sebesar ini.
Kiky : Iya, kita disini kaya mempunyai energi yang sama. Yang lebih menyenangkan lagi semua orang baik disosial media ataupun in person jadi lebih positif, semua orang excited atas hal yang sama, ya tiba – tiba semua orang connected aja, bicara soal ASIAN GAMES.
Me : Dengan adanya asian games kita lupa dengan panasnya perpolitikan negara kita. And I’m glad!
Oh… I love our chat yang kadang terjadi secara random. Cheers ciks!
Apakah kalian merasakan hal yang sama? Baik yang nonton secara langsung ataupun yang hanya nonton di televisi?
Psychology said the positive vibes comes from that feeling connections and affiliations with others. It is also linked to higher levels of well-being and general happiness with one’s social life, as well as lower levels of loneliness and alienation. You can meet all these people are going to be your friends and your comrades, even though you don’t know their names, you’ve never seen them before, and you’re probably never going to see them again. But you feel this important sense of connection to the world around you. And again sports provide some with a rare experience: success. Feeling victorious, even vicariously, is a precious emotion in troubled time. You loved the adrenaline!
Kalau kalian yang datang ke GBK atau ketempat arena pertandingan pasti merasakan sekali gelora semangat teriakan “INDONESIA” diselingin pukulan crowd stick, betapa sentimentilnya lagu “INDONESIA RAYA”, excitednya beranda kita dengan foto dukungan semangat dengan hastag #INDONESIABISA , Seketika kita ingin menggunakan atribut bendera MERAH PUTIH walau dengan bermodal stiker di pipi yang harus dibeli satu seri dibawah tangga halte Transjakarta, SEE WE’RE CONNECTED!
Oke mari kita mulai dengan kemegahan dengan OPENING CEREMONY KELAS DUNIA asuhan WISNU UTAMA.
“Tokyo and Hangzhou, in four years, will need to summon the world’s best creative and artistic minds if they want to beat Jakarta 2018 – South China Morning Post
Ya setidaknya temukan cara beat the goosebump dari 1600 penari Ratoeh Jaroe dengan 6 kali pergantian kostum on stage! Well, hype nya sedikit mengingatkan ku ketika menonton The Hunger Games: Mocking Jay, ketika Katnis Everdeen melakukan perubahan kostum Mocking Jay. Well, that’s movie anyway. But, comes to LIVE ASIAN GAMES! Damn it!
Semua orang kagum, semua orang memuji, bahkan banyak video react yang aku tonton untuk menguatkan keyakinan bahwa bukan aku atau orang dari negara ku saja yang kagum, tapi orang dinegara belahan lain yang mungkin baru kali menikmati indahnya terbuai dengan tarian dan lagu asal Aceh ini.
Belum lagi dengan persembahan KE-INDONESIA-AN dengan representasi tarian #cultureanddiversity yang membuat aku secara personal bergumam “WOW INDONESIA INI TERLALU BESAR”, menyadari sungguh berat sekali pekerjaan pemerintah negara INDONESIA ini merangkul seluruh kebudayaan dan menyamakan ide tentang Bhineka Tunggal Ika. Pasti banyak egois primordialisme yang dibunuh disini, but we’re doing great so far right? Ya dibalik semua isu SARA yang masih jadi panggangan utama diranah politik. Benerkan? Cuma panas saat adanya kepentingan politik?
Semoga orang – orang yang terkesima dengan semua kebudayaan yang ditampilkan kemarin juga menyadari, kita bangsa yang besar, jika tidak bersama – sama saling menguatkan, mungkin kita akan terberai menjadi partikel kecil yang mungkin saja hilang disapu lautan atau lebih parah lagi kehilangan identitas.
Di suatu perbincangan lain teman ku berkata
Teman : Aku pikir orang gak akan terlalu excited dengan Asian Games, karena 1 bulan sebelumnya orang kayaknya biasa aja. tapi ternyata pas hari H, tiket aja rebutan dan ada yng rela antri. Bahkan di cabor yang terdengar asing ada aja teriakan “INDONESIA”
Just one problem, Ya, permasalahan tiket di acara kemarin memang isu krusial dan mengurangi point kesempurnaan yang mungkin bisa membuat kita menjadi tuan rumah ideal (se ideal list calon mantu orang tua kamu #skip). Walaupun rakyat indonesia ini baik, kadang melupakan saja permasalahan ini begitu cepat karena tertutupi dengan euforia perolehan medali, foto topless Jonatan Christie (duh dek.. ), meme bapak pemilik BCA dengan bonus yang katanya setara 6 detik penghasilan deposito beliau, konser SUJU dengan jarak panggung selemparan kolor. Semoga saja ini menjadi bahan evaluasi kalo nanti di Olimpiade 2032 kita ingin menjadi tuan rumah.
Serius deh, orang indonesia itu gampang banget dibuat lupa dan bahagianya sederhana. 🙂
ASIAN GAMES menurutku banyak sekali membawa dampak positif dari pembangungan fisik sarana olahraga kelas dunia (ohh.. GOD! ku bangga loh), belum lagi dari dampak “keuntungan ekonomi dan finansial” yang jadi headline dibeberapa koran, dan lebih besar lagi yaitu INTANGIBLE BENEFIT, semangat kebersamaan yang tumbuh yang mungkin tidak akan bisa kita nilai dengan angka rupiah atau efek langsung ke neraca pemerintah yang sempat goyang dumang untuk mebiayai event kelas dunia ini.
Tenang uang bisa dicari, terserah apa kata rasio utang yang menyambut lambaian pulang atlet negara lain, kalau kita semua saling bahu membahu membangun negara ini, sekrisis apapun yang akan terjadi kita mampu bangkit, bukankah kita pernah bangkit ditahun 98? Rasio utang mah gak ada sekukunya.
Ok baik penjelasan Asian Games ini semakin melebar.
Secara keseluruhan aku bangga sekali dengan pelaksanaan event ASIAN GAMES Jakarta-Palembang ini, aku haturkan terimakasih untuk semua orang yang bekerja keras menyukseskan acara ini yang mungkin namanya tidak pernah tersebutkan tapi aku yakin kalian juga bangga menjadi salah satu penggiat event olahraga sebesar ini, sebangga kalian mengenakan atribut 361 bahkan ketika acara ini telah selesai, dan tentu saja para atlit yang bertanding, kalian semua membuat perayaan kemerdekaan ditahun ini menjadi perayaan kemerdekaan dengan lagu Indonesia dikumandangkan lebih sering dibanding tahun sebelumnya dan dinyanyikan oleh masyarakat indonesia sebegitu harunya sama seperti jaman peperangan.
Terlepas isu – isu negatif yang beredar namun tidak mendapatkan panggung karena positif vibes asian games ini lebih besar, semoga saja hal ini menjadi bekal pemikiran sehat menghadapi “peperangan” tahun di 2019. Kita harus sadar kita semua satu dibawah Indonesia, sesadar kita mendukung atlit kita dan meneriakan INDONESIA dengan lantang 🙂
See you in crowd PARA ASIAN GAMES next month guys!
Cheers 💕,
Mendys
Tinggalkan Balasan ke mendyways Batalkan balasan