Sudah menjadi tradisi dimana orang – orang berkumpul dan berbincang sampai malam, obrolan politik pun biasanya dominasi yang mana mayoritas pegiat tradisi ini adalah kaum lelaki. Hal ini tentu saja sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia yang kental dengan nuansa Melayu dan tentu bukan teori lagi bahwa tidak ada yang bisa memisahkan Kopi dan Pisang Goreng dalam tradisi ini. Begitu lah yang kurasa!
Pengalaman berharga dari kehidupan kental Melayu kurasakan kembali saat berada di Belitong. Rasanya kurang lengkap kalau berlibur di Belitong, tidak merasakan atmosfir warung kopinya. Banyak dari warung kopi disini yang menghamparkan kisah dan ke khasan cita rasa dan buka suatu hal yang menjadi rahasia lagi, perputaran informasi politik sangat lancar di Belitong dari sebuah warung kopi. Jangan heran kalo kasus korupsi di ujung negeri pun mereka ketahui. Luar biasa!
Di hari terakhir di Belitong, aku diajak teman ku orang Bangka ke Warung Kopi Kong Djie, di jalan Siburik Barat. Warung kopi yang buka dari jam 5 sampai jam 4 sore ini adalah salah satu warung kopi yang cukup legendaris yang terletak tepat dipinggir jalan raya yang menghubungkan Tugu Batu Satam dan Pantai Tanjung Pendam.
Teman ku mengetahui aku adalah penikmat kopi, dulu di kamar kostan tidak ada jenis minuman lain selain kaleng teh,kaleng kopi dan gula. Ketika kami menghabiskan malam di ruang tengah kostan waktu dulu, aku selalu membawa kopi di gelas bening kecil yang masih mengepul dan dia pun suka sekali menghabiskan kopi yang telah ku buat. Ah.. Rindu! #nostalgia
Kembali lagi, menu kopi yang paling laris adalah Kopi O (hitam) dan Kopi Susu berharga sekitaran Rp 15.000. Karena hari itu masih sangat pagi, akhir nya aku memutuskan memesan Kopi Susunya saja. Toh walaupun memiliki riwayat penyakit lambung, setidaknya netralisir susunya cukup membantu. Teori meyakinkan diri sendiri!
Amboi! Pantas saja menjadi Legenda, benar – benar racikan kopi yang perfecto! Campuran robusta dan arabika, yang dimasak dengan arang sampai matang benar – benar sempurna! Bagi para penikmat kopi pasti tau bagaimana rasanya kopi yang dimasak dengan arang. dan Rasa tidak Pernah Bohong #meniruiklansaja
Kalian bisa memilih duduk dibagian luar, atau pun bagian dalam warung kopi ini. Teman pada saat itu menyarankan untuk duduk di bagian dalamsaja, dia bilang bagaimana bisa kopi tidak di “kawinkan” dengan pisang goreng, lagipula kamu pasti akan suka dengan obrolan mereka.
Kali ini aku menurut saja, walaupun aku tidak terlalu suka dalam ruangan yang penuh sesak dengan orang. Tapi kali baiklah! Ruangan dalam warung kopi ini sangat sederhana, ada satu meja panjang yang di kerumuni oleh sekumpulan orang. Begitu kami masuk, mereka dengan ramah langsung mempersilahkan duduk diantara mereka.
Berawal dari menanyakan dari mana asal kedatangan ku, akhirnya berlanjut dengan obrolan yang memaksa ku dengan sukarela membeli 3 gelas kopi lagi! Sebanyak dan selama itu? Ya tentu saja, Politik adalah topik favorit semenjak aku kecil dan layaknya ibu – ibu yang membicarakan gosip artis, topik politik ini pun menjalar kemana – mana. Bahkan diwarung tersebut terdapat televisi kecil yang digantung didinding, yang menyiarkan salah satu stasiun tv nonstop News! Bagaimana tidak mengular obrolan ini, Klop dengan pisang goreng hangat, Betah!
Suasana berbicang masalah politik ini tidak sepanas yang dipertontonkan ditelevisi,berdebat ya, berbeda pendapat ya, tapi setiap orang diruang itu menghormati pendapat masing – masing, tidak ada namanya debat kusir, debat urat kepala, bahkan ketika seorang yang muda seperti ku ikut menimpali, mereka mendengarkan dengan seksama. Ya ini adalah Debat Politik Ala Warung Kopi Pertama ku yang berjalan secara Logis,Berimbang dan Menyenangkan! Sayangnya sudah hampir menjelang adzan zuhur, dan aku harus bergegas ke bandara. Berat hati sekali berpisah dengan bapak – bapak yang memberikan banyak informasi politik dan sudut pandang ini, lain kali ketika kembali ke Belitong aku akan mengulangi tradisi ini lagi. Secangkir kopi Keakraban di Belitong lengkap dengan obrolan Politik Tanah Air, bahkan membuatku lupa untuk sekedar memfoto dan memegang Handphone 🙂
Cheers
Mendys
Tinggalkan Balasan